Mahasiswa D3 Analis Kimia USB Manfaatkan Cangkang Telur Ayam dan Limbah Kelapa Muda Jadi Pupuk Organik

Tim mahasiswa D3 Analis Kimia Universitas Setia Budi (USB) Surakarta dinyatakan lolos dalam pendanaan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) tahun 2025 dengan menggagas solusi inovatif di tengah meningkatnya kekhawatiran terhadap tingginya harga pupuk dan kerusakan lingkungan melalui Program Kreativitas Mahasiswa Riset Eksakta (PKM-RE). Tim yang diketuai oleh Bimo Putranto, bersama anggota Fasyabilla Nur Yudiantika, Desy Ayu Wulandari, dan Arda Arya Setiawan ini mengangkat riset yang berjudul "Pemanfaatan Cangkang Telur Ayam dan Limbah Kelapa Muda menjadi Pupuk Organik Untuk Peningkatan Produksi Pertanian".

Bimo menyebutkan, riset ini sendiri berawal dari melihat kondisi di masyarakat dimana cangkang telur dan sabut kelapa sering dibuang begitu saja. Padahal keduanya mengandung unsur hara seperti kalsium, kalium, dan fosfor yang dibutuhkan tanaman. Kegiatan ini tidak hanya bertujuan untuk menciptakan pupuk alternatif yang ekonomis dan ramah lingkungan, tetapi juga untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang potensi limbah rumah tangga yang sering terabaikan. Dalam penelitian ini, limbah cangkang telur dan sabut kelapa tersebut diolah melalui proses fermentasi menggunakan EM4, lalu dikarakterisasi kandungan nutrisinya menggunakan spektrofotometri serapan atom (AAS).

Hasil menunjukkan bahwa pupuk organik ini mampu menunjang pertumbuhan tanaman seperti sawi dan cabai secara signifikan. Pupuk ini tidak hanya lebih ekonomis bagi petani, tetapi juga mampu mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia yang merusak lingkungan. Melalui uji laboratorium dan aplikasi langsung pada tanaman, pupuk organik ini terbukti meningkatkan pertumbuhan tanaman dan menjadi solusi bagi pengelolaan limbah rumah tangga. Langkah kecil ini diharapkan menjadi kontribusi nyata menuju pertanian yang berkelanjutan.

Melalui riset ini, mahasiswa USB yang didampingi oleh Prof. Dr. Sunardi, S.Si., M.Si. sebagai dosen pembimbing, membuktikan bahwa inovasi dapat berawal dari kepedulian terhadap lingkungan sekitar. Dengan memanfaatkan limbah yang ada, mereka tidak hanya berkontribusi bagi dunia akademik, tetapi juga menawarkan solusi konkret bagi keberlanjutan pertanian di Indonesia.